(fasya.iainptk.ac.id) Pontianak – Lima mahasiswa semester tujuh Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah (Fasya) IAIN Pontianak melaksanakan program Magang Praktik Kerja Kemahiran Hukum dan Peradilan (PKKHP) di Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Pontianak selama kurang lebih lima bulan, sejak Agustus hingga akhir Desember 2025. Program magang ini merupakan bagian dari kurikulum terbaru Fakultas Syariah yang mewajibkan mahasiswa menempuh pengalaman kerja lapangan selama satu semester penuh guna memperkuat pemahaman praktis di bidang hukum dan peradilan syariah.
Berbeda dari magang lainnya yang fokus pada satu bidang saja, kelima mahasiswa—Muhammad Romy Azizi, Fahda Mualif, Dinda Azzahra, Syarifah Sintia Hazar Aswat, dan Afrida Rianti Dewi—menjalani sistem rotasi mingguan ke berbagai unit kerja di lingkungan PTA Pontianak. Setiap minggu, mereka ditempatkan secara bergilir pada bidang-bidang strategis seperti Kepegawaian, Keuangan, Tata Usaha dan Rumah Tangga, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Kepaniteraan, serta Perpustakaan. Sistem rolling ini dirancang untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai operasional peradilan tingkat banding, sekaligus memperkaya wawasan administratif dan teknis peradilan agama.
“Pola rotasi ini sangat membantu kami memahami alur kerja dari hulu ke hilir di pengadilan tinggi. Kami tidak hanya belajar soal perkara, tapi juga sistem administrasi, manajemen SDM, hingga pelayanan publik,” ungkap Muhammad Romy Azizi, salah satu peserta magang.
Proses magang dimulai usai seremoni penyerahan resmi oleh Qomaruzzaman, S.H.I., M.S.I. selaku perwakilan Fakultas Syariah IAIN Pontianak pada Rabu (20/8/2025) di Ruang Wakil Ketua PTA Pontianak. Dalam sambutannya, Qomaruzzaman menekankan pentingnya integrasi antara teori akademik dan praktik lapangan. “Dengan magang ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami hukum secara normatif, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks realitas peradilan,” katanya.
Pengalaman di bidang PTSP misalnya, mereka belajar soal layanan administrasi perkara dan publik yang cepat, transparan, dan akuntabel. Di Kepaniteraan, meskipun mereka tidak terjun langsung dalam menangani perkara banding yang ada, mahasiswa diberi kesempatan mengamati proses penanganan perkara banding dari penerimaan hingga putusan. Sementara di bidang Kepegawaian dan Keuangan, mahasiswa diperkenalkan pada manajemen sumber daya manusia dan keuangan negara dalam konteks lembaga peradilan. Serta di Perpustakaan mahasiswa menginput buku-buku yang ada.
“Rotasi mingguan memang menantang karena harus cepat beradaptasi, tapi justru di situlah nilai pembelajarannya. Kami jadi lebih cepat tanggap dan fleksibel,” kata Dinda Azzahra.
Salah satu bentuk kepedulian yang diberikan oleh Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Pontianak terhadap para peserta magang ialah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka untuk menimba ilmu secara langsung dari para pejabat dan pegawai berpengalaman di lingkungan pengadilan. Mahasiswa magang tidak hanya diperkenankan mengamati, tetapi juga secara aktif mendapatkan materi langsung dari para Hakim Tinggi, Panitera, serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tersebar di berbagai bagian.
Melalui pendekatan pembelajaran partisipatif ini, para mahasiswa memperoleh pemahaman mendalam mengenai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) peradilan agama—mulai dari tahap awal di Pengadilan Agama (tingkat pertama) hingga proses banding di Pengadilan Tinggi Agama. Mereka diajak memahami alur penerimaan perkara, pemeriksaan berkas, penjadwalan sidang, hingga pelaksanaan putusan. Tak hanya itu, mahasiswa juga diperkenalkan pada sistem administrasi perkara elektronik, mekanisme pengawasan, serta aspek teknis lain yang menjadi fondasi operasional peradilan modern.
Program PKKHP Gelombang II Tahun 2025 ini menjadi kelanjutan dari gelombang pertama yang telah berlangsung pada April–Juli 2025. Kehadiran mahasiswa magang dari IAIN Pontianak di PTA Pontianak bukan hanya memperkuat kemitraan institusi, tetapi juga menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan praktik hukum syariah di tingkat yudisial.
Hingga akhir Desember 2025, kelima mahasiswa tersebut diharapkan mampu menyerap sebanyak mungkin ilmu dari berbagai aspek operasional pengadilan, serta menunjukkan integritas sebagai calon profesional di bidang hukum ekonomi syariah. Dengan pendekatan magang yang komprehensif dan berbasis rotasi, Fakultas Syariah IAIN Pontianak dan PTA Pontianak bersama-sama mencetak generasi muda yang siap menjawab tantangan dunia peradilan syariah di masa depan.
Editor: ardiansera



