“Saya tertarik mengikuti diskusi ini dikarenakan ada mata kuliah ilmu falak 1, jadi saya ingin mengetahui lebih lanjut tentang ilmu falak itu sendiri berhubung juga pematerinya adalah orang yang ahli dalam bidangnya itu sendiri juga karena temanya yang diangkat menunjukkan pada situasi pada saat ini. Berkat mengikuti diskusi ini, saya banyak mengetahui tentang Ilmu falak itu apa diantaranya adalah ilmu falak itu sendiri mempelajari 3 dimensi, kalau kata pemateri tadi diantaranya mempelajari ilmu teknologi, mempelajari kesyariahan seperti ilmu fiqih, dan ilmu perbintangan atau mempelajari tentang benda-benda langit,” tuturnya.
Diskusi KASASI yang diadakan FASYA IAIN Pontianak ini terus digelar dengan materi dan pemateri yang berbeda dengan tujuan untuk mengedukasi mahasiswa FASYA khususnya dan masyarakat umumnya.
Penulis: Ika Ayun Lestari
Editor: Ardiansyah
Puji IAIN Pontianak, Dr. Arwin, “IAIN Pontianak Lebih Baik Dari UMSU dalam Hal SKS”
Fakultas Syariah (FASYA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak sukses menggelar Kajian Seputar Isu-Isu Hukum, Sosial, dan HAM The Series (KASASI) Part 8 dengan tema “Integrasi Keilmuan Astronomi dan Hukum Islam dalam Sejarah Peradaban Islam” bersama pemateri Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar Butar, MA selaku Kepala Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada Jumat, (22/10) pukul 08.30 WIB via aplikasi Zoom Meeting.
Dalam penyampaiannya, Arwin selaku pemateri mengatakan ada beberapa hal yang membuat ilmu Falak di Indonesia sulit berkembang.
“Problem ilmu falak untuk berkembang di Indonesia ada beberapa factor, yaitu pengkajian ilmu falak di Perguruan Tinggi yang sangat minim sehingga ilmu falak kurang berkembang, sks teramat singkat untuk ukuran ilmu falak yang luas, pengajar bukan mereka yang ahli di bidangnya, minat mahasiswa yang minim,” keluhnya.
Namun ketika Nanda Himmatul Ulya, M.HI. selaku moderator memberitahukan bahwa di FASYA memberikan 4-6 sks ilmu falak untuk program studi (prodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) serta 8-10 sks ilmu falak dan hisab rukyat untuk prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) membuat Arwin kagum.
“Kalau begitu bisa dibilang bahwa IAIN Pontianak lebih baik dari UMSU dalam hal pemberian jumlah sks kepada mahasiswanya, dan ini patut untuk dicontoh,” tuturnya antusias.
Seiring diskusi berjalan, peserta yang hadir turut antusias mendengarkan dan bertanya. Salah satunya Abdul Mu’in seorang mahasiswa FASYA.
- Hits: 742