Sebanyak 20 mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Pontianak menghadiri Launching Project Base Lembaga Bantuan Hukum Kalimantan Barat (LBH Kalbar) yang dilaksanakan oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) bertempat di Kantor Gemawan, Jl. Ujung Pandang No. 89, Kota Pontianak pada Kamis (15/09/2022). Tujuan mahasiswa menghadiri kegiatan ini adalah sebagai rangkaian kuliah pada Kelas Keadvokatan pada semester 7.
Terdapat 3 kelas yang menghadiri kegiatan, yakni Kelas A, B, dan C. Pada rangkaian kegiatan tersebut, 20 mahasiswa hadir secara luring untuk mengikuti prosesnya secara langsung dan sisanya sekitar 40 mahasiswa hadir secara daring.
Salah satu bahan kajian dalam mata kuliah Keadvokatan adalah mahasiswa memahami advokasi dan bantuan hukum sebagai salah satu kompetensi di bidang provesi advokat maupun paralegal di lembaga bantuan hukum. Mata kuliah keadvokatan mengarahkan mahasiswa dapat terampil dan siap untuk kerja advokasi dan bantuan hukum baik sebagai advokat maupun sebagai paralegal dalam suatu lembaga bantuan hukum.
Moh. Fadhil selaku dosen pengampu mata kuliah Keadvokatan menyatakan kehadiran mahasiswa untuk kuliah bersama YLBHI dan LBH Kalbar agar bisa belajar secara langsung dengan praktisi advokasi dan bantuan hukum.
“saya mengajak mahasiswa untuk hadir sekaligus kuliah dengan teman-teman YLBHI dan LBH Kalbar, jadi para mahasiswa bisa paham mengenai bagaimana kerja advokasi yang dilakukan oleh LBH, bagaimana seharusnya bantuan hukum itu dilakukan, mekanismenya bagaimana, jadi mahasiswa juga bisa paham bahwa masyarakat di Kalimantan Barat kebanyakan sangat membutuhkan bantuan hukum dari kita, nanti mahasiswa inilah yang akan banyak berperan melakukan advokasi dan bantuan hukum jika mereka menemukan permasalahan hukum di masyarakat,” kata Moh. Fadhil.
Salah satu hal yang menarik dari kegiatan tersebut adalah, mahasiswa mendengar secara langsung perspektif korban dan perspektif kerja advokasi di lapangan. Yustina Sabu, salah satu korban kriminalisasi menceritakan pengalamannya ketika sosial medianya diretas lalu harus berhadapan dengan proses hukum di Kepolisian. Para jejaring yang kini menjadi pendiri LBH Kalbar turut terlibat dalam proses advokasi terhadap Yustina Sabu. Dari perspektif Yustina Sabu, memantik mahasiswa betapa advokasi dan bantuan hukum itu sangat penting serta membutuhkan strategi-strategi yang baik di lapangan ketika berhadapan dengan proses hukum di lembaga peradilan.
Nikodemus Alle selaku Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalbar juga bercerita mengenai pengalamannya dalam menghadapi kasus-kasus lingkungan, khususnya yang berhubungan dengan hak ekosob masyarakat di Kalimantan Barat. Nikodemus Alle bercerita tentang satu perkampungan yang digusur oleh korporasi, lahan-lahan masyarakat adat yang dirampas oleh korporasi. Konflik agraria yang banyak terjadi di Kalimantan Barat membutuhkan advokasi dan bantuan hukum dari LBH Kalbar.
Pada kegiatan Launching Project Base LBH Kalbar, turut dihadiri oleh M. Isnur selaku Ketua Umum YLBHI sekaligus melantik pengurus Project Base LBH Kalbar, para tamu undangan dari para pengusung dan pendukung berdirinya LBH Kalbar antara lain Perkumpulan Lembaga Pemberdayaan Gerakan Rakyat Elpagar, Mitra Sekolah Masyarakat (MiSeM), Satu Dalam Perbedaan (SADAP) Indonesia, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Kalbar, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Pontianak, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Universitas Tanjungpura, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) WARTA IAIN Pontianak, dan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional, akademisi Universitas Panca Bhakti, akademisi IAIN Pontianak, dan akademisi Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri (STAKatN) Pontianak.