(fasya.iainptk.ac.id) Pontianak, 5 Desember 2024 – Suasana penuh semangat dan antusiasme menyelimuti Hotel Alimoer selama tiga hari terakhir. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pontianak, berkolaborasi dengan Wahana Visi Indonesia dan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), sukses menggelar Pendidikan dan Pelatihan Paralegal. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali masyarakat, terutama para pemerhati perempuan dan anak, dengan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam memberikan pendampingan hukum.
Salah satu sorotan menarik dalam pelatihan ini adalah kontribusi dari dua mahasiswa Praktik Kerja Kemahiran Hukum dan Peradilan (PKKHP) Fakultas Syariah, yakni Salszhabila dan Muhammad Desta Mulyana. Keduanya didapuk sebagai fasilitator dan berhasil memukau para peserta dengan kemampuannya memfasilitasi dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.
Salszhabila, Mahasiswi Fakultas Syariah, mengaku senang bisa terlibat dalam kegiatan ini. "Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya," ujarnya. "Saya bisa belajar banyak hal, tidak hanya tentang materi hukum, tapi juga tentang bagaimana cara berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang."
Senada dengan Salszhabila, Desta juga merasa puas dengan hasil kerja timnya. "Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi para peserta," katanya. "Semoga ilmu yang mereka dapatkan bisa bermanfaat untuk membantu orang-orang yang membutuhkan."
Selama pelatihan, peserta diajak untuk mendalami berbagai topik, mulai dari dasar-dasar hukum hingga praktik pendampingan korban kekerasan. Selain mendapatkan materi dari para narasumber yang kompeten, peserta juga diajak untuk melakukan simulasi kasus dan diskusi kelompok.
Kolaborasi antara LBH Pontianak, Wahana Visi Indonesia, dan BPHN dalam menyelenggarakan pelatihan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Kepala LBH Pontianak, Bapak Abdul Aziz, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses keadilan bagi masyarakat, terutama bagi kelompok rentan.
"Kami berharap para peserta dapat menjadi agen perubahan di masyarakat," kata Bapak Aziz. "Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan, mereka dapat membantu orang-orang yang mengalami kesulitan hukum."
Suksesnya pelatihan paralegal ini membuka harapan baru bagi upaya peningkatan akses keadilan di Indonesia. Keberadaan para paralegal yang terlatih diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menangani berbagai kasus hukum yang melibatkan masyarakat, terutama kasus-kasus yang berkaitan dengan perempuan dan anak.
Penulis : Salszhabila
Editor: Ardiansyah