Peristiwa Kulminasi Matahari di atas Kota Pontianak, Mahasiswa Fasya IAIN Pontianak laksanakan praktikum hisab rukyat di atas Garis Lintang Nol Derajat

Peristiwa Kulminasi Matahari di atas Kota Pontianak, Mahasiswa Fasya IAIN Pontianak laksanakan praktikum hisab rukyat di atas Garis Lintang Nol Derajat

(fasya.iainptk.ac.id) Pontianak, 23 September 2025 tanggal dimana posisi Matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa. Kota Pontianak merupakan salah satu kota yg dilalui oleh garis lintang nol derajat tersebut, dan hal ini dimanfaatkan oleh mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Pontianak untuk melalukan praktikum hisab rukyat sebagai kelanjutan dari mata kuliah Ilmu Falak. Dengan dibimbing oleh dosen Ilmu Falak Suhardiman, M. S. I, mahasiswa Fakultas Syariah beramai-ramai mendatangi Tugu Khatulistiwa. Ilmu Falak merupakan ilmu yang mempelajari tentang pergerakan dan peredaran benda-benda langit terkait dengan waktu-waktu pelaksanaan ibadah salag satu benda langit tersebut adalah Matahari.
Fenomena Matahari berada di atas Kota Pontianak yg juga berada pada jalur garis khatulistiwa merupakan keunikan dan keistimewaan tersendiri bagi Kota Pontianak dibandingkan dengan beberapa kota lainnya di Indonesia bahkan di dunia. Kota ini berada diantara dua garis lintang yakni lintang utara dan lintang selatan. Tepat di atas garis khatulistiwa tersebut jika kita berdiri dengan kedua kaki yg disebelah kiri bisa berada di garis lintang selatan sedangkan kaki disebelah kanan berada di garis lintang utara.
Pada 23 September 2025, di Pontianak, Matahari akan mencapai titik kulminasi atau puncaknya, tepat di atas kepala kita. Ini berarti Matahari akan berada pada posisi 90° di atas ufuk (horizon) pada waktu tengah hari. Akibatnya, bayangan benda-benda tegak akan menghilang karena jatuh tepat di bawah objek tersebut. Fenomena ini juga sering disebut sebagai hari tanpa bayangan.


Peristiwa ini terjadi dua kali dalam setahun di kota yang dilalui garis Khatulistiwa, yaitu pada sekitar 21-23 Maret dan 21-23 September. Tanggal ini bertepatan dengan equinox atau ekuinoks, yaitu saat Matahari berada tepat di atas ekuator. Di belahan Bumi utara dan selatan, equinox menandai dimulainya musim semi dan musim gugur.
Secara astronomis, kulminasi Matahari di Pontianak pada 23 September 2025 terjadi karena pada tanggal tersebut, ekliptika (jalur edar Matahari tahunan di langit) berada tepat di garis ekuator langit. Ini menyebabkan Matahari berada di titik vernal equinox atau autumnal equinox.
Pada saat equinox, sumbu rotasi Bumi tidak miring ke arah Matahari maupun menjauhi Matahari. Ini menyebabkan sinar Matahari jatuh tegak lurus di garis Khatulistiwa. Karena Pontianak berada di garis Khatulistiwa, Matahari akan berada tepat di atas kepala pada tengah hari, menghasilkan fenomena hari tanpa bayangan.
Event Kebudayaan dan Pariwisata Fenomena Budaya Mendirikan Telur
Sejak lama, banyak masyarakat, termasuk di Pontianak, merayakan peristiwa kulminasi ini dengan mencoba mendirikan telur di permukaan datar. Ini bukan mitos atau keajaiban, melainkan demonstrasi fisika sederhana.
Penyebab telur bisa berdiri bukan karena adanya gravitasi khusus atau energi kosmik pada saat kulminasi. Telur bisa berdiri kapan saja, di mana saja, asalkan Anda bisa menemukan titik keseimbangan yang tepat. Permukaan cangkang telur tidak sepenuhnya halus, melainkan memiliki banyak bintik-bintik kecil dan tonjolan mikroskopis yang tidak terlihat mata telanjang. Bintik-bintik inilah yang dapat berfungsi sebagai "kaki" untuk menopang telur.
Fenomena ini sering dikaitkan dengan equinox karena orang-orang cenderung lebih sabar dan teliti saat mencoba pada hari tersebut, apalagi dengan suasana acara yang meriah. Dengan ketekunan dan sedikit keberuntungan, Anda dapat menemukan titik keseimbangan telur, meskipun Anda mungkin perlu mencoba beberapa kali!
Turut hadir pada kegiatan tersebut walikota Pontianak dan Diporapar Kota Pontianak, BRIN dan Beberapa Perguruan Tinggi seperti FMIPA Untan dan IAIN Pontianak. Turis Mancanegara dari berbagai daerah lainnya.
Oleh: Suhardiman
Editor: Ardiansyah